Rabu, 10 April 2013

Bisa Dewek Kisah Perjuangan Petani Pemulia Tanaman Di Indramayu




Yunita T. Winarto
2011ISBN 978-602-8986-04-2Rp. 127.000,-/eks





Suatu perubahan signifikan tengah dialami para petani padi di Indramayu. Kini, mereka tidak hanya menjadi pembeli benih yang diproduksi pemerintah, tetapi juga menjadi produsen
benih, hasil persilangan benih-benih padi yang dilakukannya sendiri. “Bisa Dèwèk” atau “Mampu Melakukan Sendiri”, itulah yang menjadi judul film etnografi yang diproduksi bersama dengan antropolog-antropolog muda Indonesia sebagai media untuk memperoleh pengakuan pemerintah atas ketrampilan mereka menjadi pemulia tanaman.
Bagian pertama buku ini menyajikan kisah kolaborasi petani dengan para antropolog serta fenomena yang terwujud seputar kerja sama itu. Bagian kedua memaparkan hasil penelitian etnografi para antropolog dalam mengulas fenomena perubahan pengetahuan dan ketrampilan petani sebagai “pemulia tanaman” dalam berbagai dimensi. Film etnografi Bisa Dèwèk serta film kedua yang mengisahkan perjuangan petani dan hasilnya: Ngerogrog Wité, Murag Uwohè (Menggoyang-goyang Batang Pohon, Rontoklah Buahnya) melengkapi narasi para penulis buku ini.
“Kami menyambut gembira buku ini yang merupakan salah satu hasil penelitian Yunita Winarto sebagai Academy Professor Indonesia. Academy Professorship Indonesia merupakan program kerja sama ilmiah Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW) yang memiliki tujuan utama meningkatkan daya penelitian
dasar di Indonesia. Dalam penelitiannya, Yunita Winarto menerapkan pendekatan inovatif dan lintas disiplin yang berdasarkan team work. Baik dalam tulisan maupun film etnografinya kita menyaksikan interaksi dan kerja sama antara petani pemulia, ilmuwan, dan penguasa. Kita menjadi saksi usahanya dalam memahami kompleksitas kehidupan petani. Seharusnya, petanilah
yang menjadi titik tolak untuk menyukseskan program penanaman padi jangka panjang yang berdasarkan pengetahuan lokal dan khas Indonesia.”
Roger Tol,
Drektur KITLV-Jakarta dan Sekretaris Program Academy Professorship Indonesia.
“Buku ini merupakan gambaran konkrit peranan antropologi dalam kajian pembangunan
masyarakat Indonesia. Metode partisipasi observasi yang khas antropologi dalam kajian masyarakat perdesaan, ditambah dengan etnografi visual yang mendukungnya, sangat tepat diterapkan untuk mengaji dan membangun kemandirian petani dalam meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Menjadi petani pemulia tanaman adalah salah satu contohnya.”
Bambang Shergi Laksmono
Guru Besar Kesejahteraan Sosial dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial-Ilmu Politik
Universitas Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar